Rabu, 27 Agustus 2014

Tentang tombol 'dislike' di Facebook dan mengapa sebaiknya itu tidak ada

Saya sering sekali melihat status teman-teman saya di Facebook yang mengeluhkan tidak adanya tombol dislike alias tombol 'tidak suka' di sosial media tersebut. Saya juga sempat berpikir alangkah praktisnya kalau ada tombol dislike Facebook, saya jadi bisa dengan jelas menunjukkan rasa tidak suka saya pada postingan teman, baik itu foto, status, maupun check-in 'alay' yang mereka unggah. Alasan saya waktu itu, supaya mereka tahu bahwa yang mereka lakukan itu sama sekali nggak keren dan banyak tidak disukai orang.

Lalu, saya berpikir ulang.

Saya ini korban bully waktu SD. Saya hampir tidak punya teman, baik laki-laki maupun perempuan, entah mengapa. Mungkin karena saya bandel, sering tidak mengerjakan PR, sering datang terlambat, pendek, hitam, dan tidak cantik. Itu hanya tebakan saya. Aslinya, saya tidak paham kenapa saya dulu di-bully. Saya sudah pernah merasakan bagaimana rasanya dituduh mencuri di dalam kelas, sampai akhirnya dipaksa mengaku oleh salah seorang guru yang terang-terangan menyatakan rasa tidak sukanya pada saya. Saya sudah pernah merasakan rasanya dipanggil 'najis' oleh teman sekelas dan diludahi, dengan alasan yang tidak jelas. Yang pasti, teman-teman SD saya sejak kelas 2-5 jelas-jelas menunjukkan rasa tidak sukanya pada saya.
Sampai akhirnya saya pindah kelas di tahun keenam, dari kelas (yang katanya) unggulan, A, ke kelas (yang katanya) buangan, C. Saya langsung cocok di sana, dengan teman-teman yang lebih toleran. Mereka tidak peduli apakah temannya sering telat, atau sering tidak mengerjakan PR, pendek, atau tidak cantik, sepanjang dia baik dan tidak pelit, dia pasti akan ditemani. I have so many fond memories with the class.

Pengalaman ini yang membuat saya berubah pikiran bahwa tombol dislike di Facebook itu nantinya bisa jadi alat bully modern kalau betul-betul diadakan oleh Mark Zuckerberg. Orang-orang akan dengan mudahnya menunjukkan rasa tidak sukanya pada setiap teman Facebooknya, dan orang yang menerima tombol dislike itu lama-lama akan merasa bahwa dirinya tidak cukup baik untuk ada di lingkungan maya tersebut, hampir sama seperti saya dulu. Saya dulu sering berpikir, "Sejelek apakah saya sampai saya tidak punya teman di kelas?" Apalagi kalau sampai dia menerima puluhan tombol 'tidak suka' pada satu postingan saja. Bisa-bisa jatuh depresi hanya karena bermain sosial media.

Lagipula, jika saya tidak suka dengan postingan teman saya di Facebook, ada fitur Hide this post. Tak perlu menyakiti hati siapapun, kenyamanan saya pun tidak terganggu. Jadi, tidak perlu ada yang namanya dislike button.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar